JENEPONTO

Tentang Jeneponto (BUDAYA, MAKANAN, dan CIRI KHAS)
 

Kabupaten Jeneponto adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Bontosunggu. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 749,79 km² dan berpenduduk sebanyak 330.735 jiwa. 

”Selamat Datang di Bumi Turatea” kalimat itu akan terlihat saat kita baru memasuki Kab. Jeneponto. Kab. Jeneponto juga memiliki berbagai macam budaya, makanan khas, dan juga ciri khas yang beragam. Jeneponto juga sering disebut sebagai Kota Kuda, saya juga tidak tahu pasti alasannya apa sehingga kab. Jeneponto sering di juluki sebagai kota kuda hehehehee  :D. Mungkin Karena symbol Patung Kuda yang terletak di tengah-tengah lapangan Passamaturukang Jeneponto atau mungkin juga karena di Jeneponto biasa mengolah makanan khas nya yang bahan utamanya itu adalah daging kuda  :D .

sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Jeneponto


BUDAYA
1. Je'ne-Je'ne Sappara (Mandi Safar)

Je'ne Sappara atau Mandi Safar merupakan salah satu budaya yang biasa dilakukan oleh masyarakat Jeneponto dan sampai saat ini adat budaya itu masih tetap terjaga. Je'ne Sappara atau Mandi Safar diyakini masyarakat yakni dapat menolak bala, dan menghilangkan penyakit ataupun sumber penyakit yang akan datang nantinya. Biasanya acara Je'ne Sappara ini dilakukan pada bulan Shafar di Kec. Tarowang Kab. Jeneponto.

2. Bungung Salapang (Sembilan Sumur)

Bungung Salapang atau Sembilan Sumur ini merupakan salah satu bentuk Budaya yang biasa di jadikan lokasi wisata Budaya yang terdapat di kab. Jeneponto. Konon katanya air yang terdapat di bungung salapang ini tidak pernah habis meskipun telah banyak orang yang mengambil airnya. Bungung Salapang, dipercaya oleh sebagian masyarakat dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, bisa membuat kita awet muda, kita juga bisa ketemu jodoh katanya hehehehee  :D. Saya juga antara percaya dan ga percaya sih, tapi kenyataannya tempat wisata ini banyak dikunjungi oleh masyarakat dari dalam maupun dari luar Jeneponto.


MAKANAN KHAS JENEPONTO

1.    COTO KUDA

sumber gambar: http://kampungturatea.blogspot.co.id/2012/03/sensasi-kuliner-coto-kuda.html

Kata banyak orang sih kalau ke Jeneponto itu ga lengkap rasanya kalau ga nyicipin makanan yang satu ini. Makanan ini itu katanya makanan khas dari kab. Jeneponto yaitu “COTO KUDA” heheheheheehee :D. Rasa dari COTO KUDA ini dapat menggugah selera bagi para penikmat makanan ini. Jadi, yang mau menikmati dan penasaran dengan  makanan yang satu ini silahkan datang ke kab. Jeneponto aja yah :D.

2.    LAMMANG

                                               sumber gambar : http://www.daradaeng.com

Selain COTO KUDA ternyata ada lagi makanan khas dari Jeneponto, yaitu LAMMANG. LAMMANG  juga merupakan salah satu makanan khas dari kab. Jeneponto. LAMMANG merupakan makanan yang bahan dasarnya itu dari beras ketan yang di campur dengan santan dan cara pembuatannya itu menurut saya sangat unik karena dimasukkan ke dalam wadah bamboo lalu di bakar di dalam api selama beberapa jam. Kalau menurut saya sih harganya itu sangat terjangkau. Orang-orang yang sedang bepergian itu rata-rata singgah hanya untuk sekedar membeli makanan ini. Walaupun makanan satu ini memiliki campuran santan tetapi makanan ini terbukti tahan lama kok ga usah khawatir makanan ini akan cepat basi :D, rasanya juga enak dan gurih loh :D . Jadi, bagi kalian yang penasaran dengan makanan ini silahkan datang aja ke kab. Jeneponto tepatnya di kec. Bangkala. Nah disana banyak banget jejeran penjual makanan khas dari Jeneponto ini.

 

CIRI KHAS
Ciri khas kabupaten Jeneponto itu adalah hewan Kuda. Hewan berkaki empat ini merupakan ciri khas tersendiri loh bagi kab. Jeneponto karena ikon utama kab. Jeneponto itu disimbolkan dengan hewan Kuda ( patung Kuda) yang terletak di tengah-tengah lapangan Passamaturukang Bontosunggu. Selain itu Kuda juga dapat di jadikan sebagai makanan khas daerah Jeneponto. Contohnya itu seperti Coto Kuda, Gantala Jarang, Konro dan masih banyak lagi. Kuda di daerah ini juga sering di jadikan ajang “Balap Kuda” yang sering diselenggarakan di Butta Turatea ( Bumi Turatea ).